Check Our Latest Update

Soal Reading Bahasa Inggris Ujian Sekolah & VIERA / TOEIC Preparation - Volume 2

Direction: Choose the best answer to the questions Boy : What are you going to do after completing your study? Are you going to the unive...

Home Archives for June 2010

June 30, 2010

Permainan Tradisional Kreatif Selama Libur Sekolah

M
asa liburan sekolah telah tiba. Yang membuat liburan tahun ini terasa lebih meriah bagi semua orang adalah datangnya siklus empat tahunan, yaitu Kejuaraan Dunia Sepak Bola FIFA yang kali ini bertempat di Afrika Selatan. Demam sepak bola mewabah di mana-mana, menjangkiti hampir setiap orang, dari anak-anak maupun orang tua. Anak saya yang masih berumur 7 (tujuh) tahun dan duduk di kelas 2 SD pun juga demikian. Mulai dari meminta dibelikan kaos bola, hingga mengajak bermain bola di jalan depan rumah (kebetulan saya masih bebas dari aktifitas mengajar).

Suatu hari sehabis menonton siaran ulang pertandingan sepak bola di TV bersama anak saya, saya melihat selembar papan tripleks dan spontan teringat kenangan masa kecil bersama teman-teman, bermain sepak bola di potongan papan tripleks! Saya membayangkan, pasti anak saya yang juga cukup gemar dengan sepak bola akan gembira kalau saya membuatkan papan permainan bola dari tripleks. Emang bisa?? Iya, ... bisa.

Sore harinya, saya segera mengajak anak saya ke pengecer tripleks di dekat pelabuhan Probolinggo. Hanya dengan Rp.6,000.-, saya mendapatkan apa yang saya cari. Tidak lupa, saya membeli sejumlah paku dalam perjalanan pulang. Sampai di rumah, saya segera bekerja. Anak saya berulang-kali bertanya-tanya apa yang sedang saya kerjakan. Saya hanya menjawab, "Membuat lapangan sepak bola." Rasa heran dan ingin tahunya berubah menjadi kegembiraan setelah papan permainan "Made in Sendiri" itu selesai. Sampai sekarang pun, dia masih tidak bosan bermain. Bahkan pamannya yang berkunjung ke rumah pun di ajaknya bermain.

Permainan Tradisional Kreatif Selama Libur SekolahPermainannya seperti apa dan bagaimana sih? Sangat sederhana sekali, namun sangat menyenangkan. Di atas papan tripleks, pemain saling bergantian "menendang" kelereng yang berfungsi sebagai bola ke "gawang" lawan. Tentu saja pemenangnya adalah pemain yang berhasil membuat goal terbanyak. Untuk peraturan-peraturan lainnya, misalkan tentang bola keluar, tendangan bebas, dan lain-lain, bisa dibuat sesuai kesepakatan bersama.

Tertarik?? Cara membuat papan permainan tersebut sangat mudah. Saya yakin, dengan pengerjaan yang lebih serius, kita bisa menjadikan ide sederhana ini sebagai suatu lahan bisnis yang benar-benar baru.

Anda hanya membutuhkan:

    Permainan Tradisional Kreatif Selama Libur Sekolah
  1. Satu lembar papan tripleks +/- 30 x 50 cm, tebal +/- 1cm. Tripleks jangan terlalu tipis agar kuat menahan paku.
  2. Paku berukuran +/- 3.75 cm secukupnya.
  3. Sejumlah karet gelang.
  4. 1 (satu) butir kelereng.
  5. Boardmarker (spidol) permanen.
  6. Sedotan plastik 2 warna secukupnya.
  7. Gagang es krim, atau lidi tusuk sate (yang agak besar)
  8. Palu dan tang.

Langkah-langkah:

  1. Haluskan pinggiran papan tripleks dengan kertas gosok (amplas) agar tidak melukai tangan anak anda.
  2. Dengan menggunakan boardmarker/spidol permanen, buatlah kotak persegi panjang berukuran +/- 40x24 cm di atas papan.
  3. Tambahkan detail-detail lapangan sepak bola lainnya. (Jika cukup waktu, tambah sip kalo di cat hijau seperti lapangan bola).
  4. Tancapkan paku-paku sebagai "pemain" di atas papan. Langkah ini harus dikerjakan dengan teliti dan kedua "kesebelasan" harus menggunakan formasi yang benar-benar sama agar tidak ada pihak yang dirugikan. ("Formasi" yang saya pakai adalah 4-5-1 dan terbukti memberikan "pertahanan" yang cukup baik)
  5. Tancapkan paku di setiap sudut lapangan, di titik-titik gawang (kedua gawang harus benar-benar sama ukurannya), serta di tepi tepat di garis tengah "lapangan".
  6. Pasang karet gelang sebagai pembatas lapangan dengan cara melilitkan dan menghubungkannya dari paku ke paku di sudut dan tengah lapangan, termasuk belakang gawang (menggantikan jala). Meskipun kita beri pembatas, kemungkinan bola keluar masih tetap ada.
  7. Langkah terakhir, pasang sedotan plastik (panjang menyesuaikan paku) pada setiap "pemain" di kesebelasan. Warna sesuai dengan selera, mungkin mewakili kostum tim favorit anda. Selain mempercantik tampilan papan permainan, juga sebagai pengaman karena paku yang "telanjang" cukup berbahaya bagi anak-anak.

Nah, sekarang papan sudah siap. Bola siap ditendang secara bergiliran menggunakan gagang es-krim. Oh ya, bola hanya boleh ditendang setelah berhenti menggelinding. Kita akan bisa melihat para "pemain" tim kita beraksi seperti di TV, mulai dari umpan-umpan serta tendangan maut, hingga aksi bunuh diri yang konyol. Mengasyikkan.

June 22, 2010

English Teachers = Salespeople

English Teachers are Salespeople
P
ara guru bahasa Inggris seringkali menghadapi kendala berupa minimnya minat siswa dalam belajar dan menerapkan keahlian berbahasa Inggris. Banyak siswa yang enggan dan malu ketika mereka diminta untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris. Alasan mereka beragam, tapi umumnya adalah adanya perasaan malu dan takut salah. Mungkin tidak berlebihan jika saya menyamakan posisi siswa yang demikian dengan seorang calon pembeli yang enggan membeli suatu produk. Dalam hal ini, posisi guru bahasa Inggris mirip dengan seorang salesman. Mereka harus membuat siswa "membeli" dan mau menggunakan "produk: yang mereka pasarkan, yaitu bahasa Inggris. Pertanyaannya adalah bagaimana seorang guru bahasa Inggris bisa menerapkan strategi seorang salesman saat mengajar? Tujuannya adalah untuk mendorong atau memotivasi siswa agar bersedia memakai "produk yang dijual", yaitu bahasa Inggris?

Layaknya seorang salesman, guru bahasa Inggris memberikan informasi dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Keduanya harus membuat orang lain percaya terhadap manfaat “produk” kita dan bersedia membeli atau memakainya.

Guru bahasa Inggris dituntut untuk selalu menggunakan bahasa Inggris di depan para siswanya. Dia harus mampu menunjukkan bahwa pemakaian yang benar, mudah, dan aman agar calon pembeli tidak berpikir bahwa produk yang kita jual sulit dan bahkan tidak aman untuk digunakan bagi mereka. Seorang salesman harus memberikan pengalaman visual yang menyenangkan agar calon customer tergerak hatinya untuk membeli produk kita. Singkatnya, calon customer harus percaya terhadap manfaat produk kita.

Persoalannya adalah sudahkah kita, para guru Bahasa Inggris, bertindak sebagaimana seorang salesman dalam menawarkan dan menjual produknya? Apakah kita selalu menggunakan bahasa Inggris di lingkungan sekolah, terlebih di ruangan kelas, agar menjadi teladan yang bisa ditiru oleh murid-murid kita? Sudahkah kita menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, yang dapat membantu siswa dalam membangun rasa percaya diri mereka untuk selalu menggunakan bahasa Inggris? Dan sudahkah kita menanamkan pentingnya “produk” kita, yaitu penguasaan bahasa Inggris, di era informasi global ini?

Salah satu penghambat dalam penguasaan bahasa Inggris secara aktif adalah adanya paradigma yang salah bahwa bahasa Inggris hanya bisa dipelajari dan hanya pantas digunakan dalam ruang kelas. Sebagai suatu life-skill, kemampuan berbahasa Inggris harus selalu diasah agar selalu “tajam”. Tidak salah jika banyak yang menggambarkannya dengan ungkapan “It’s just a matter of practice.” Bahwa penguasaan bahasa Inggris sangat tergantung pada latihan. Dengan menggunakan bahasa Inggris dimanapun dan kapanpun, secara tidak langsung guru telah memberikan pengalaman belajar yang berharga, bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang juga bisa dipakai dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, tanpa harus berinteraksi dengan orang asing.

Terkait perlakuan guru kepada murid, ada satu hal yang perlu kita perhatikan. Seringkali saya mendengar keluhan atau pengaduan siswa, bahwa mereka takut melakukan kesalahan dalam berbahasa Inggris, karena takut dihukum atau mendapat sanksi dari guru mereka. Inilah dampak negatif hukuman bagi seseorang yang sedang belajar. Mereka bisa merasa jera dan enggan belajar lagi. Dampak terburuk adalah jika siswa yang bersangkutan merasa putus asa dan trauma dengan bahasa Inggris. Padahal, saat kita belajar berjalan sewaktu masih bayi, atau belajar bersepeda ketika mulai menginjak dewasa, adakah hukuman yang diberikan kepada kita jika kita jatuh? Lalu haruskah kita menghukum atau melontarkan kata-kata yang tidak menyenangkan jika mereka melakukan kesalahan dalam menjawab atau mengucapkan sesuatu hal yang baru bagi mereka? Saya pernah membaca dalam suatu artikel, bahwa beban psikologis terbesar yang dialami oleh murid sekolah bukanlah berasal dari tugas-tugas maupun pekerjaan rumah, melainkan dari perlakuan maupun perkataan guru-guru mereka sendiri. Ungkapan People can reach their full potentials only if they are happy with themselves” patut kita renungkan. Siswa yang berhasil memaksimalkan potensi mereka adalah siswa yang senang dan bahagia dengan keadaannya. Kita harus memahami bahwa setiap individu siswa tercipta dengan kemampuan yang berbeda. Tugas kita sebagai guru adalah membawa kemampuan tersebut ke titik tertinggi sesuai dengan kapasitas dan potensi masing-masing siswa. Kita harus membantu siswa agar mereka memiliki rasa percaya diri untuk berbahasa Inggris. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yang akan membuat siswa menyukai bahasa Inggris sekaligus merasa dihargai sebagai suatu individu. Suasana belajar yang demikian pada gilirannya akan dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa terhadap bahasa Inggris.

Demi keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris, guru juga harus mampu meyakinkan siswa bahwa penguasaan bahasa Inggris adalah suatu hal yang mutlak dibutuhkan dalam hubungan internasional di masa sekarang. Paradigma lama bahwa bahasa Inggris adalah bahasa asing yang dipelajari hanya untuk gengsi atau status sosial telah hilang seiring perkembangan jaman, dan tergeser dengan munculnya paradigma baru, bahwa bahasa Inggris adalah alat yang sangat dibutuhkan dalam komunikasi internasional. Suka maupun tidak suka, bahasa Inggris adalah suatu aspek yang tidak terpisahkan dalam rutinitas bisnis di era sekarang, khususnya di bidang ekspor-impor. Sebagai pengajar bahasa Inggris, kita harus tanggap dan responsif terhadap fenomena tersebut. Selama kita menganggap Bahasa Inggris adalah bahasa asing, maka selama itu pula siswa kita cenderung merasa “asing” dengan bahasa tersebut.

Demikianlah sepenggal catatan yang bisa menjadi bahan renungan bagi rekan-rekan guru bahasa Inggris di Indonesia, termasuk saya pribadi. Semoga catatan kecil ini bisa memberi sedikit pencerahan dalam cara pandang kita sebagai guru, sehingga dapat membawa dampak positif bagi pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia tercinta.

June 15, 2010

WordWeb - Kamus Bahasa Inggris & Thesaurus Gratis dan Praktis

WordWeb - Kamus Bahasa Inggris dan Thesaurus Gratis

A
pa yang terbayang dipikiran kita saat mendengar kata "kamus" atau "thesaurus"? Suatu buku yang tebal berisi kata-kata dengan huruf berukuran kecil, dimana kita harus membalik halaman demi halaman untuk mendapatkan kata yang kita cari? Untuk kamus dan thesaurus klasik, bayangan kita tentu saja benar. Tapi sudahkah anda tahu tentang "WordWeb"?

WordWeb adalah sebuah kamus sekaligus thesaurus elektronik yang sangat mudah dan praktis untuk digunakan dan dijalankan dalam komputer kita. Saat kita mengerjakan tugas bahasa Inggris dan mengetiknya dalam komputer, atau hanya sedang membaca artikel berbahasa Inggris di komputer, pasti kita sering menjumpai kata-kata yang sulit atau asing.Sedangkan untuk membuka halaman-halaman kamus cukup memakan waktu. Nah, itulah saat yang tepat bagi kita untuk menggunakan kamus elektronik ini.

Keunggulan WordWeb
Mengapa harus WordWeb? Apakah tidak ada aplikasi serupa yang bisa menjadi pilihan? Penulis sudah mencoba bersikap obyektif dan membandingkan beberapa aplikasi sejenis, yang kebanyakan merupakan aplikasi berbayar, serta ada pula yang mengharuskan komputer terhubung dengan internet untuk bisa menggunakan kamus tersebut. Disinilah letak keunggulan WordWeb:

  1. WordWeb adalah aplikasi gratis. Tidak sepeserpun uang harus kita keluarkan untuk mengunduh dan menginstall aplikasi milik WordWeb Software tersebut, selain biaya internet tentu saja. Kita bebas mendownload aplikasi tersebut di http://wordweb.info/cgi-bin/geoip/wordweb.exe
  2. Freeware ini memiliki kamus dan thesaurus lengkap dalam American English, BritishEnglish, Canadian English, Australian English, Indian, dan global English. Meskipun gratis, WordWeb benar-benar fungsional dan bukan berupa "Trial Version" yang akan habis masa berlakunya setelah jangka waktu tertentu. Untuk menggunakan WordWeb, kita harus memenuhi beberapa licensing conditions yang tidak rumit. Jika tidak puas dengan free version, pengguna bisa membeli versi berbayar, yaitu WordWeb Pro, dengan keistimewaan berupa lengkapnya fitur-fitur yang ada.
  3. WordWeb sangat praktis digunakan. Cukup dengan 1 klik saja, kita sudah bisa mengaktifkan kamus dan thesaurus bahasa Inggris yang bisa digunakan untuk menemukan arti kata-kata bahasa Inggris hampir di semua program milik Windows.
  4. WordWeb bisa digunakan secara off-line, tanpa harus terhubung dengan internet. Secara on-line, WordWeb juga bisa digunakan untuk menemukan arti kata-kata di situs-situs seperti Wikipedia encyclopedia.
  5. Untuk free version, fitur-fitur yang tersedia mencakup:
    • Definisi dan synonym
    • Kata-kata terkait
    • 5000 pengucapan audio
    • 65 000 pengucapan text
    • 150 000 kata dasar
    • 120 000 pasang synonym
    • Pencarian arti kata di hampir seluruh program windows

Versi berbayar (WordWeb Pro 6) menyediakan seluruh fitur-fitur di atas, yang ditambah dengan:

  • 70 000 pengucapan audio
  • Referensi kata di internet
  • Custom glossaries
  • Kamus pendukung (opsional), yaitu Oxford dan Chambers Dictionaries.
  • Pencarian kata secara acak atau "wildcard"
  • Pencarian definisi full-teks
  • Pencarian dan pemecahan anagram (kata dengan huruf acak)
  • Pencarian daftar kata opsional

Dibanding aplikasi sejenis lainnya, ukuran file WordWeb.exe cukup kecil, yaitu 7.41mb, dan ukuran setelah diinstall hanya 12,9mb. Dengan fitur dan kinerja yang bagus, WordWeb dipastikan tidak akan memakan banyak kapasitas hard-disk atau memory komputer kita. Proses instalasi sebagai suatu freeware juga cepat tanpa harus mengunduh file-file instalasi dari internet.

Dengan fitur-fitur dan semua keunggulan di atas, penulis merekomendasikan aplikasi ini kepada para pelajar maupun guru bahasa Inggris dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi. Tidak banyak aplikasi kamus bahasa Inggris atau thesaurus gratis yang "mau" menyediakan fitur-fitur selengkap dan sepraktis WordWeb.

Sebagai seorang guru bahasa Inggris, penulis sering diharuskan membuat soal-soal antonym atau synonym, dan WordWeb sangat membantu pekerjaan tersebut karena bisa berfungsi sebagai thesaurus. Sedangkan untuk pelajar, kamus elektronik seperti WordWeb pasti amat dibutuhkan dalam era pembelajaran multi-media seperti sekarang. Selamat mencoba dengan mengunduh aplikasi Wordweb secara gratis dari tautan di bawah ini.

More Info: http://wordweb.info/free/

June 11, 2010

Penyambutan Piala Adipura dan Adiwiyata Kota Probolinggo

Penyambutan Piala Adipura dan Adiwiyata Kota Probolinggo
"
K
eanekaragaman Hayati, Masa Depan Bumi Kita. Many Species, One Planet, One Future." Itulah bunyi spanduk yang terpasang di depan Kantor Pemkot Probolinggo pagi itu. Untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) yang jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2010 kemarin, sekaligus merayakan keberhasilan meraih Piala Adipura, Pemkot Probolinggo mengadakan apel pagi penyambutan Piala Adipura, Adiwiyata dan Kalpataru di halaman kantor Pemkot Probolinggo. Apel ini dihadiri oleh seluruh jajaran di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo, unsur pimpinan DPRD Kota Probolinggo beserta anggota, unsur MUSPIDA Kota Probolinggo serta para petugas kebersihan.

Hujan gerimis yang sempat mewarnai suasana di pagi itu tidak menghalangi ratusan peserta dari berbagai Satker di lingkungan Pemkot Probolinggo untuk menghadiri apel tersebut. Penulis, yang juga hadir bersama beberapa rekan guru dari SMKN 1 Probolinggo dan sekolah-sekolah penerima penghargaan lainnya, sempat merasa cemas melihat mendung gelap yang menggantung di atas langit Kota Probolinggo. Beruntunglah hujan gerimis tidak berlangsung lama.

Kira-kira pukul 7 pagi, Bapak Walikota, H.M. Buchori, beserta istri dan perwakilan dari sekolah penerima penghargaan Adiwiyata, tiba di tempat upacara dengan membawa penghargaan Adiwiyata dan Kalpataru. Kedatangan mereka disambut dengan aksi karyawan BLH (Badan Lingkungan Hidup) menampilkan Tari Keranjang, yang melambangkan kebersamaan dalam gerakan kebersihan lingkungan. Ratusan peserta apel yang terdiri dari wakil-wakil dari berbagai Satker tidak ingin menyia-nyiakan tontonan gratis ini, dan spontan membalikkan badan ke arah jalan dimana para penari sedang beraksi. Barisan kembali tertib saat Bapak Walikota Probolinggo secara resmi membuka apel pagi tersebut.

Pada sambutannya, H.M. Buchori menyampaikan pesan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa bila ada warga yang selalu merusak mangrove & hutan air payau, agar ditindak tegas, sambil menoleh kepada Kapolresta Probolinggo dan dijawab dengan anggukan kepala.

Pemerintah dan masyarakat kota Probolinggo patut berbangga karena kota Probolinggo sanggup mempertahankan penghargaan Adipura selama 4 kali berturut-turut. Prestasi yang juga cukup membanggakan adalah tahun ini kota Probolinggo menduduki ranking III nasional untuk kategori kota sedang yang diikuti oleh 250 kab/kota di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk rangking I nasional diraih oleh Tulungagung, dan rangking II nasional diraih oleh Jepara. ”Mudah-mudahan tahun depan, dengan semangat kebersamaan, bukan hanya rangking III tapi kita raih rangking pertama tingkat nasional” tegas H.M. Buchori dan disertai tepuk tangan dari peserta apel.

Secara lengkap, Ragam Penghargaan yang diterima Kota Probolinggo Tahun 2010 adalah Adipura (Kota Probolinggo), Kalpataru (Endang Sulistyowati, guru Biologi SMAN 1 Kota Probolinggo), Adiwiyata Mandiri (SMAN 2 Kota Probolinggo), serta Piala Adiwiyata (SMKN 1 Kota Probolinggo, SMAN 4 Kota Probolinggo dan SDN Mangunharjo 6).

Untuk kategori perorangan, penghargaan Kalpataru diterima oleh ibu Endang Sulistyowati, sekarang guru Biologi di SMAN 1 Probolinggo atas kepeduliannya terhadap hutan Mangrove bagi kelestarian dan keseimbangan alam.

Sebelum menutup sambutannya, Walikota Probolinggo, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, utamanya kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) karena ikut andil dalam menjaga lingkungan sehingga Kota Probolinggo dapat mempertahankan Penghargaan Adipura. Dia berpesan kepada para wakil PKL agar menjaga lingkungan yang bersih, "selesai buka usaha bersihkan sekitarnya, jangan selalu membebani Pemerintah. Saya percaya, bapak-bapak ikut membantu teraihnya adipura ini” tutupnya.

Kalimat beliau secara tidak langsung menyiratkan kepedulian dan kedekatan dengan segenap lapisan masyarakat, bahkan para PKL sekalipun. Pesan mendalam yang beliau sampaikan adalah bahwa prestasi kota Probolinggo bukanlah hanya milik Pemerintah saja, tapi juga milik seluruh lapisan masyarakat kota Probolinggo, dan mustahil bisa terwujud tanpa adanya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di kota Probolinggo.

Satu hal yang cukup menarik perhatian peserta apel di ujung acara tersebut adalah pelepasan puluhan burung berkicau ke alam bebas. Puluhan burung yang telah sekian lama terkurung di dalam sangkar tampak mengalami kesulitan ketika harus beradaptasi dan terbang di alam bebas. Sebagian besar burung-burung tersebut hanya mampu terbang sejauh puluhan meter dan kemudian hinggap di atas pohon-pohon rindang di sekitar kantor Pemkot. Bahkan seekor burung hinggap di dahan tepat di atas penulis. Penulis berharap semoga burung-burung tersebut bisa betah dan bersarang di pohon-pohon sekitar agar dapat menambah keasrian alam kota Probolinggo. Semoga.

Sumber: http://www.probolinggokota.go.id/
Foto:
- http://www.facebook.com/photo.php?pid=4375791&id=349977923879
- http://www.facebook.com/photo.php?pid=233474&id=100000361805112

June 09, 2010

Sejarah Kelahiran Kota Probolinggo

Sejarah Kelahiran Kota Probolinggo

J
ika kita berbicara tentang sejarah lahirnya kota Probolinggo, kita tidak akan lepas dari sejarah kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau Jawa, yaitu kerajaan Majapahit. Pada zaman pemerintahan Raja Majapahit ke IV, yaitu Prabu Radjasanagara atau Sri Nata Hayam Wuruk (1350-1389), daerah Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, sesuai dengan nama sungai yang mengalir ditengah daerah ini.

Di dalam Kakawin Nagarakertagama, Prapanca, pujangga Majapahit yang terkenal menyebutkan bahwa  Banger, yang semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger berkembang menjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu di Sukodono di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo) bertahta sebagai Raja Blambangan, Banger masuk ke dalam daerah kekuasaan Bre Wirabumi. Perselisihan  menyebabkan Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan menjadi kancah peperangan antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan sebutan “Perang Paregreg”.

Perjalanan Hayam Wuruk
Prapanca mencatat bahwa setelah berakhir musim dingin (musim hujan), , Hayam Wuruk sebagai raja sering mengadakan perjalanan untuk mengunjungi daerah terdekat seperti Jalagiri, Blitar, Polaman, Daha dan sebagainya, termasuk desa Perdikan Jalagiri yang terletak tidak jauh di sebelah Timur Majapahit, serta Wewe Pikatan di Candi Lima, dengan jalan kaki saja. Beliau juga suka berkunjung ke Palah untuk berziarah ke Candi Siwa, lalu ke Blitar , Jimur Silaahrit, Polaman, Daha, Janggalah.

Menurut Prapanca, Prabu Hayam Wuruk pernah mengunjungi Panjang diiringi oleh segenap pembesar pemerintah pusat pada tahun Saka 1275 (Masehi); serta Pantai Selatan pada tahun saka 1276 (Masehi 1357). Perjalanan tersebut menembus hutan belantara hingga ke Lodaya, Teto dan Sideman. Pada tahun Saka 1281 (Masehi 1359) bulan Badra (Agustus-September) Beliau juga mengunjungi Lumajang.

Dalam Kakawin Nagarakertagama (sebenarnya bernama Decawarnana), Prapanca memberikan uraian yang cukup lengkap tentang perjalanan ini hingga kita dapat mengetahui desa-desa dan daerah-daerah yang dikunjungi dalam perjalanan itu. Pupuh 80/4 menyatakan bahwa perjalanan keliling daerah yang dilakukan oleh Sri Nata Hayam Wuruk memiliki tujuan menghapus semua durjana dari wilayah kerajaan Majapahit.

Tentang perjalanan ini, R. Ng Yosodipura, Pujangga Surakarta Hadiningrat, menulis:

"Prabu Hayam Wuruk sajroning andong lelono anjajah praja ing tanggap warsa 1359, tahun candra nalungsure in jurang terpis, tumekeng perenging wuki Temenggungan tumuju ing argo Tengger ing Mada Karipura. Tumurun ing tepising wonodrikang banger ambeting warih, Sang Prabu manages ing ngarsanging Dewa, denyo nerusake lampah marang Sukodono ing wuwus nyuwun nuggroho supoyo tansah pinanjungan ing Hyang Widi bisa tansah kaleksanaan ing sediyo. Kang dadi ubayane ing wuri utusan pawongan ing Wono Banger babat Wono Gung mrih saranan ing rejaning projo ing wuri.

Kasigek caritaning lampah, Sang Prabu sank Pungguwo cantang balung kinen angungak ing projo sadeng sawusnyo prang pupuh. Dening Sang Prabu wus kinaryo penggalihan in sumangso kelempahan kang katur babat wono gung arso pinaringan aprasanti dadio tungguling projo anyar aselisih akuwu kadipaten Sukodono Lumajang, Prasetianing sang noto ing tepising wonodri katiti ing mongso wanchi purnomo angglewang (lingsir), respati arinipun. Sang noto Rejosonenoro andon lelono ing brang wetan tumekeng manguni Blambangan lan saindenging brang wetan."

Terjemahan dalam bahasa Indonesia kira-kira:
"Prabu Hayam Wuruk selama berkelana keliling negara pada tahun 1359, candra tahun: nalungsure ing jurang terpis (1359), tiba di lereng gunung Tumenggungan dan menuju ke gunung Tengger di Madakaripura.  Pada saat turun dan sampai di tepi sungai yang airnya berbau banger (anyir), Sang prabu memohon anugerah kepada Dewa agar dalam kelanjutan perjalanannya ke sukodono selalu dipayungi/ dilindungi Sang Hyang Widi dan bisa terlaksana sesuai rencana. Yang menjadi upayanya kemudian, sang prabu menyuruh orang-orang yang tinggal di (sekitar) Hutan Banger untuk membuka Hutan agar menjadi sarana berkembangnya praja/ wilayah/ kota/ daerah (banger) di kemudian hari.

Singkat cerita, Sang Prabu dan rombongan meninjau daerah Sadeng yang dulunya bekas ajang perang sadeng (berziarah???) dan kemudian Sang Prabu memutuskan mengangkat kepala daerah baru untuk daerah yang baru dibuka -Banger- dibawah pemerintahan Akuwu kadipaten Sukodono Lumajang. Janji (ketetapan/ keputusan) Sang Nata di tepi hutan tercatat pada bulan Purnama condong, hari Kamis. Sang Nata Rejosonegoro berkelana di daerah Timur sampai menjumpai Blambangan dan pelosok daerah timur."

Perintah Prabu Hayam Wuruk untuk membuka hutan Banger (babat alas Banger) tersebut jatuh pada tanggal 4 September 1359, dan ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Probolinggo.

Wilayah-wilayah Probolinggo Dalam Kakawin NagaraKertagama
Kakawin Nagarakertagama dengan jelas menyebut nama-nama desa (daerah) yang tidak asing lagi bagi masyarakat Probolinggo, yaitu Borang, Banger, dan Bermi. Nama-nama desa tersebut dituliskan pada Pupuh XXI/1 dan XXXIV/4. Desa Baremi (penduduk asli lebih mengenalnya dengan sebutan Bremi) terletak di Kelurahan Sukabumi Kota Probolinggo. Borang, sekarang bernama Kelurahan Wiroborang sebagai paduan antara Wirojayan dan Borang. Desa Banger yang terletak di antara Bremi dan Borang, sekarang merupakan pusat Kota Probolinggo.

Nama Banger sampai sekarang masih dikenal sebagai nama sungai yang mengalir tepat di tengah Kota Probolinggo. Sungai dengan aliran kecil yang lebih tampak seperti saluran pembuangan berbau busuk. Hingga tahun 1900-an, sungai ini masih jernih dan lebar sehingga banyak perahu dagang dari Madura dapat masuk berlabuh di pusat perdagangan yang terletak di sekitar jalan Siaman sekarang. Pada jaman dahulu tempat ini merupakan sebuah teluk, yang disebut “Tambak Pasir”. Kira-kira tahun 1928 sebagian dari sungai ini ditimbun (diurug) dan dijadikan jalan yang sebagian menjadi Jalan Siaman dan Jalan KH. Abdul Aziz.

Ada mitos yang cukup populer di kalangan masyarakat Probolinggo bahwa nama Kali Banger di berikan karena air sungai tersebut berbau banger / amis oleh darah Minak Jinggo yang dipenggal kepalanya oleh Raden Damarwulan. Jika yang dimaksud dengan pertarungan antara Minak Jinggo dengan Damarwulan ini adalah peperangan antara Bre Wirabumi dengan Raden Gajah yang terjadi pada tahun 1404-1406 (Perang Paregreg), maka anggapan tersebut secara logis tidak benar. Perang Paregreg terjadi pada tahun 1404-1406, sedangkan Prapanca dalam buku Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 sudah menyebut nama Banger. Mengingat nama Banger sudah ada kira-kira sejak tahun 1359 Masehi, maka mitos yang lebih "masuk akal" adalah bahwa bau banger itu disebabkan oleh bau darah dan mayat-mayat yang terjadi akibat peperangan antara Majapahit dengan Lumajang pada ”Pemberontakan Nambi, Aria Wiraraja” pada tahun 1316 Masehi.

Sumber: