Check Our Latest Update

Soal Reading Bahasa Inggris Ujian Sekolah & VIERA / TOEIC Preparation - Volume 2

Direction: Choose the best answer to the questions Boy : What are you going to do after completing your study? Are you going to the unive...

Home All posts

July 17, 2011

Strategi, Tips and Trick Sukses Tes TOEFL®

Strategi, Tips and Trick Sukses Tes TOEFLTes TOEFL® bagi kebanyakan orang adalah tes yang cukup sulit. Tes TOEFL® bukanlah tes yang dapat dilalui dengan persiapan seadanya, seperti belajar lembur semalam-suntuk tepat 1 hari menjelang tes. No, that's not it! Tes TOEFL® membutuhkan persiapan fisik dan mental yang benar-benar matang selama jangka waktu yang relatif cukup lama untuk dapat mencapai hasil tes TOEFL® yang cukup memuaskan. Nah, berikut ini saya share beberapa tips untuk mempersiapkan diri menghadapi tes TOEFL®.

A. PREPARATION
  1. Konsentrasikan diri pada listening (mendengarkan), structure (tata bahasa), writing (menulis), dan reading (membaca). Jangan memfokuskan diri untuk mempelajari vocabulary (kosa-kata). Mempelajari (kosa-kata) baru saja bisa menjadi hal yang sia-sia karena bisa saja kata-kata yang sudah kita pelajari malah tidak keluar dalam ujian TOEFL®. Hal ini sangat mungkin terjadi karena sistem kosa-kata dalam bahasa Inggris sangat besar dan ada ribuan kata yang memiliki kemungkinan keluar dalam Tes TOEFL®. Lebih baik, kita berlatih Listening dan Reading karena semakin sering kita berlatih, skill atau kemampuan Listening dan Reading kita juga akan semakin meningkat. Skill yang terasah melalui latihan dan pengalaman akan sangat berguna saat mengerjakan tes TOEFL® dan hampir bisa dipastikan nilai TOEFL® kita akan meningkat.
  2. Hindari Cara Belajar Sistem Kebut Semalam. Cara belajar terbaik, tidak saja untuk tes TOEFL®, adalah meluangkan waktu sedikitnya 1 jam setiap hari untuk belajar atau mengulang pelajaran. Banyak penelitian serta pengalaman yang saya ketahui membuktikan bahwa belajar rutin setiap hari untuk waktu yang singkat, 1 jam misalnya, lebih menjamin pencapaian hasil belajar yang maksimal daripada belajar sekali seminggu selama 7 jam non-stop.
  3. Tidak perlu menghapalkan pertanyaan dari latihan tes TOEFL® maupun buku-buku TOEFL® manapun. Pertanyaan yang mungkin muncul dalam tes TOEFL® memang akan serupa atau sejenis dengan pertanyaan-pertanyaan dalam latihan tes TOEFL®, akan tetapi mereka tidak akan sama persis.
  4. Ketika mengerjakan latihan tes TOEFL®, cobalah terapkan seluruh kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak perlu tergesa-gesa dalam mengerjakan soal-soal latihan TOEFL®. Ingat, bahwa kita sedang berlatih.
  5. Setelah mengerjakan latihan TOEFL®, periksalah jawaban anda dan cocokkan dengan kunci latihan TOEFL®. Pikirkanlah dan pahamilah alasan jawaban yang benar. Bisakah anda menjelaskan kepada diri sendiri mengapa jawaban tersebut benar? Juga, apakah suatu pertanyaan serupa dengan pertanyaan yang pernah anda temui sebelumnya?

B. MATERIAL:
  1. Section 1 (Listening): Perbanyak Listening (mendengarkan) siaran berita atau laporan cuaca berbahasa Inggris di TV atau radio, film-film dokumenter berbahasa Inggris, serta siaran-siaran pendidikan lainnya yang berbahasa Inggris. Dalam beberapa kasus, menonton film berbahasa Inggris juga dapat membantu meningkatkan skill Listening. Bergabunglah dengan English Club atau Conversation Club dan jika mungkin bergaullah dengan orang-orang yang menggunakan American English, karena TOEFL® adalah tes yang menggunakan American English, bukan British English.
  2. Section 2 (Structure): Gunakan buku-buku grammar untuk tingkat advanced (mahir). Ikutilah kursus-kursus bahasa Inggris dan perbanyak mengerjakan latihan-latihan grammar.
  3. Section 3 (Reading): Perbanyaklah membaca artikel di koran atau majalah berbahasa Inggris, katalog, bulletin, brosur, dan hal-hal yang menarik minat di ensiklopedia berbahasa Inggris. Bacalah artikel-artikel tentang berbagai macam topik, misal sejarah Amerika, budaya, pengetahuan sosial, dan pengetahuan alam/sains.
C. TEST-TAKING
  1. Bersikaplah tenang saat ujian. Jangan panik. Panik hanya akan merusak konsentrasi dan bisa berdampak buruk terhadap hasil tes. Jika anda merasa cemas atau panik, pejamkan mata, berdoalah, dan katakan pada diri anda sendiri, "Aku tidak akan panik, karena aku sudah siap." Lalu tarik napas beberapa kali dengan pelan tapi dalam, lalu hembuskan keluar dengan pelan dan rasakan bahu anda turun dengan perlahan-lahan.
  2. Konsentrasi pada soal. Jangan berbicara. Pusatkan perhatian. Jangan memperhatikan apapun di ruangan kecuali soal serta jawaban yang paling benar. Bahkan, jangan berpikir tentang nilai maupun nasib anda setelah tes TOEFL®. Jika hal itu terjadi, paksalah diri anda sendiri untuk kembali berkonsentrasi pada soal-soal TOEFL®.
  3. Jangan menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengerjakan suatu soal. Jika anda tidak bisa menjawab dengan pasti atau tidak memiliki jawaban, lakukan yang terbaik. Pilih jawaban yang memiliki peluang besar sebagai jawaban yang benar. Lalu bersiap-siaplah untuk mengerjakan soal berikutnya.
  4. Jangan mencontek. Sekalipun misalnya ada kesempatan, atau anda ingin membantu teman, atau anda takut nilai anda jelek, jangan sekali-kali menipu diri sendiri dengan mencontek. Pada tes TOEFL®, mencontek adalah masalah yang serius. Jika anda tertangkap basah, tes TOEFL® anda tidak akan dinilai. Bahkan, tindakan hukum bisa diambil oleh Educational Testing Service (ETS) apabila kasusnya cukup serius. So, jadilah diri sendiri.
  5. Jawablah semua soal. Dalam tes TOEFL®, tidak ada pengurangan nilai/penalty terhadap jawaban yang salah. Jadi untuk memperbesar peluang jawaban benar, jawablah keseluruhan soal. Jika tidak yakin dengan jawaban kita, pilihlah jawaban yang memiliki kemungkinan terbesar sebagai jawaban yang benar.
Pada dasarnya, dalam tes TOEFL® dan tes apapun, sikap adalah faktor penting dalam keberhasilan. Anda harus mampu memiliki pola pemikiran yang positif. Selalu katakan kalimat-kalimat motivasi kepada diri anda sendiri, seperti "Aku pasti bisa." Jangan lupa, bergaullah dengan orang-orang yang juga memiliki sikap yang positif, yaitu orang-orang yang selalu membuat anda optimis dan selalu mendorong untuk berhasil. Good luck.
Baca lebih lanjut tentang tes TOEFL®:
  1. Tips dan Strategi Listening Section TOEFL
  2. Tips TOEFL®: Strategi Mengerjakan Test TOEFL Dengan Mengenali Testing Point
  3. TOEFL® Preparation Exercise: Reducing An Adjective Clause In
  4. TOEFL® Preparation 1: Written Expression - Error Recognition
  5. Klik disini untuk mengunduh soal latihan TOEFL

July 10, 2011

TOEFL® - Test of English as a Foreign Language

TOEFL® - Test of English as a Foreign Language
B
anyak pelajar bahkan mahasiswa masih bertanya-tanya tentang tes TOEFL®. Mengapa TOEFL® sangat sering dibicarakan orang mulai dari lingkungan akademik setingkat SMA dan universitas, hingga berlanjut ke dunia kerja, terutama jika ingin melanjutkan studi ke luar negeri? Diperkirakan hampir satu juta pelajar dari 180 negara mengikuti tes TOEFL® di berbagai test center di seluruh dunia setiap tahunnya. TOEFL® adalah singkatan dari Test of English as a Foreign Language (Tes Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing) yang diadakan oleh ETS (Educational Testing Services). ETS adalah suatu lembaga assessor yang berpusat di Amerika Serikat. ETS mengembangkan dan mengelola lebih dari 50 juta tes setiap tahunnya, termasuk tes TOEFL®, TOEIC®, the GRE® General dan tes-tes lainnya di lebih dari 180 negara, dan lebih dari 9,000 lokasi di seluruh dunia.

Apa Tujuan Tes TOEFL®?
Pertanyaan "Apakah tujuan mengikuti tes TOEFL®?" seringkali muncul di benak mereka yang belum tahu tentang tes TOEFL®. Sejak tahun 1963, TOEFL® telah digunakan dalam seleksi calon penerima beasiswa oleh berbagai kantor pemerintah, universitas, serta badan-badan seperti Fulbright, The Agency for International Development, AMIDEAST, Latin American Scholarship Program, dan lain-lainnya. TOEFL® digunakan sebagai standard untuk mengukur kecakapan berbahasa Inggris. Sekarang, TOEFL® bahkan digunakan oleh badan-badan lisensi dan sertifikasi profesional untuk mengevaluasi keahlian berbahasa Inggris.

Lebih dari 2400 universitas dan sekolah tinggi di Amerika Serikat dan Kanada mewajibkan calon mahasiswa baru yang berasal dari luar negeri menyerahkan nilai TOEFL® bersama dengan transkrip nilai dan rekomendasi dalam penerimaan mahasiswa baru. Hal ini juga diikuti oleh banyak universitas dan sekolah tinggi di negara-negara berbahasa Inggris lainnya.

Banyak universitas juga menggunakan TOEFL® sebagai syarat kelulusan program doktor (S3) bagi mahasiswa yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu.

Program Tes TOEFL®
Ada 3 macam tes TOEFL® yang bisa diambil, yaitu Supplemental Paper-Based TOEFL® (PBT), Computer-based TOEFL® (CBT), dan Institutional TOEFL®.
  1. Supplemental Paper-Based TOEFL®. Supplemental Paper-Based TOEFL® adalah tes TOEFL® yang menggunakan kertas dan pensil. PBT (Paper-Based TOEFL®) digunakan untuk mengganti Computer-Based TOEFL® (CBT) di daerah yang tidak bisa mengakses internet. Jadi, PBT hanya merupakan pengganti CBT saja. Banyak lembaga yang menawarkan tes TOEFL® Alike yang sebenarnya adalah PBT yang diujikan ulang. Kita harus berhati-hati dalam menggunakan sertifikatnya karena keabsahannya patut diragukan. Resikonya adalah sertifikat kita bisa dianggap tidak valid, bahkan kita bisa saja dituntut telah menggunakan sertifikat TOEFL® palsu.
  2. Computer-Based TOEFL®. Computer-Based TOEFL® (CBT) pertama kali diperkenalkan pada bulan Juli 1998 di Amerika Serikat, Canada, Amerika Latin, Eropa, Australia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa negara Asia. Di bulan Oktober 2000, CBT mulai digunakan di seluruh negara-negara Asia, kecuali China hingga tahun 2002-2003. Sejak itulah CBT dipergunakan di seluruh dunia. Daftar Test Center resmi yang berhak menyelenggarakan tes CBT bisa dilihat di Information Bulletin yang bisa diperoleh dari TOEFL® Services, atau website TOEFL®.
  3. Institutional TOEFL®. Institutional TOEFL® digunakan oleh lebih dari 1200 sekolah, perguruan tinggi, dan badan-badan swasta sebagai persyaratan dalam penerimaan murid atau mahasiswa baru, karyawan baru, serta penugasan atau pengangkatan karyawan. Tes IT memiliki durasi, format, dan tingkat kesulitan yang sama dengan PBT, hanya tanggal dan tujuannya yang berbeda. Tanggal tes IT biasanya disesuaikan dengan kalender akademik sekolah atau perguruan tinggi yang bersangkutan. Hasil tes IT yang diperoleh dari suatu lembaga tidak bisa dipergunakan pada lembaga lainnya.
    Itulah sekilas tentang tes TOEFL®. Semoga bermanfaat dan memberikan informasi yang cukup tentang tes TOEFL®. Insya Allah, dalam waktu dekat saya akan menulis tentang strategi mengerjakan tes TOEFL®. See you in the next post.
    Klik disini untuk mengetahui lebih banyak tentang TOEFL®

    July 03, 2011

    Dampak Buruk Narkoba dan Minuman Keras Bagi Kecerdasan Remaja

    Dampak Buruk Narkoba dan Minuman Keras Bagi Kecerdasan RemajaAda kabar yang pasti tidak menyenangkan bagi para pengguna narkoba, khususnya Marijuana atau ganja, dan miras. Sebuah studi yang dilakukan The University of New Mexico School of Medicine baru-baru ini menemukan bahwa minuman keras dan Narkoba dapat membawa dampak buruk terhadap kecerdasan dan kesehatan mental remaja. Studi tersebut membandingkan kemampuan mental remaja pengguna narkoba serta pecandu minuman keras, dengan kemampuan mental remaja yang bebas dari narkoba. Secara keseluruhan, penelitian ini semakin membuktikan bahwa Narkoba dan miras sangat berbahaya dan berdampak buruk bagi kecerdasan dan kesehatan mental generasi muda.

    Dalam penelitian yang hasilnya dilaporkan dalam the Alcoholism: Clinical and Experimental Research tersebut, sebanyak 48 remaja belasan tahun dibagi ke dalam tiga kelompok yang terdiri dari remaja pengguna narkoba dan miras, remaja bebas narkoba, serta remaja non-pengguna tapi memiliki orang tua pecandu alkohol. Penelitian itu menemukan bahwa semakin banyak minuman keras yang dikonsumsi seorang ABG, semakin buruk hasil ujian yang diperolehnya. Remaja belasan tahun yang mengkonsumsi miras mendapat hasil buruk dalam tes kemampuan kognitif. Penelitian dampak narkoba tersebut juga menemukan bahwa Narkoba berdampak buruk terhadap kemampuan memori atau daya ingat.

    Remaja ABG yang mengkonsumsi narkoba maupun miras memiliki masalah atau kelemahan dalam kemampuan memperhatikan, mengingat, dan memproses informasi secara cepat. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa minuman keras bagi remaja dapat menurunkan kemampuan fungsi eksekutif, atau kemampuan kognitif, dan dapat menurunkan kemampuan remaja dalam memfokuskan perhatian dalam waktu relatif lama.
    Dampak Buruk Narkoba dan Minuman Keras Bagi Kecerdasan RemajaBahwa kemerdekaan itu ialah hak setiap anak bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan Narkoba harus dihapuskan karena hanya akan menyengsarakan dan merusak masa depan"Professor Robert Thoma dari University of New Mexico School of Medicine menyatakan, “Kekhawatiran kita adalah jika anak-anak mulai mengkonsumsi minuman keras pada usia dini, maka dampaknya bisa terasa sepanjang hidup mereka. Data-data yang kami peroleh semakin membenarkan anggapan itu."

    Naah, jika kalian termasuk seorang remaja pemakai narkoba dan minuman keras, berhentilah sebelum terlambat. Atau jika ada teman anda atau seseorang yang anda ketahui memakai narkoba dan miras, ajak dan nasehati mereka untuk berhenti. Ingat, Indonesia membutuhkan generasi muda yang sehat jiwa raga, dengan kemampuan intelektual yang relatif tinggi. Apa yang bisa diharapkan untuk membangun negeri tercinta ini, jika generasi muda Indonesia memiliki kemampuan berpikir hanya setara Pentium 1 atau 2 akibat kecanduan narkoba? Mari bersama-sama perangi narkoba. Say No to Drugs!

    "Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu." (Al-Maa'idah: 91)

    June 16, 2011

    Tari Tepuk - A New Dance for Kids in Preschools & Kindergartens

    Many people may not have heard about Tari Tepuk or Clap Dance for kids. The dance, which is specially intended to be performed by kids in preschools and kindergartens, was created in March 2009. However, most kindergartens and preschools in Probolinggo have introduced and taught this dance to their students.

    Having simple moves and approximately 5-8 minutes' duration, the dance can be easily performed by kids aged about 5 years. As the name suggests, Tari Tepuk mainly consists of hand-claps, which is one of the most frequent and the most preferred activities among kids. This dance was created to help TK (Kindergartens) and RA (Preschools) train and develop children's motor skills, both gross and fine motor skills. The creators believe that this dance can help balance children's right and left brain abilities.

    Tari Tepuk was introduced for the first time in public during the celebration of National Kids' Day in Kraksaan park (Alun-alun Kraksaan), Probolinggo, on Monday 15 June 2009. There were as many as 783 kindergarten and preschool children from Probolinggo regency performing the new dance.

    Sugeng Suprisayoga from Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, who is also one of the creators of Tari Tepuk, stated that Tari Tepuk was born in March 2009 from the brilliant ideas of Probolinggo artists and Bina Tari Bayu Kencana Kota Probolinggo led by Peny Priyono.

    For the background music, Tari Tepuk uses traditional musical instruments which are very popular in Probolinggo such as hadrah, glipang and the gamelans. There is no specific costume associated with Tari Tepuk, allowing a wide area of creativity in designing the dancers' costumes for schools to explore.

    The above video was taken during the farewell party in PAUD (preschool) Tunas Mulia, Perum Probolinggo Indah/Asabri, Probolinggo yesterday (Wednesday, 15 June 2011).  In the video, my beloved 4.5-year-old daughter, Jauzaa Alya Neuvarialda, who will be entering kindergarten soon, was dancing in the front row. She is the tallest and, I think, the most active of the four young dancers. In my opinion, she's probably the most beautiful.

    May 11, 2011

    NKRI Sesat? Pancasila Thaghut?

    Demokrasi Pancasila, Pancasila sebagai Dasar Negara, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sesuai dan selaras dengan Islam dan tidak bertentangan dengan syariat Islam"Pancasila adalah Thaghut. Menyatakan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah musyrik, benar-benar musyrik yang nyata!!! Jika seorang Muslim Indonesia mengakuinya, janganlah sebut dirinya lagi sebagai orang Islam lagi, karena jika ia menyatakannya dengan penuh kesadaran dan pengetahuan, maka jelas akan mengeluarkannya dari aqidah Islam."

    Begitulah bunyi paragraf terakhir yang saya kutip dari sebuah website anti-Pancasila, anti-NKRI. Astaghfirullah .... Sudah seperti inikah anggapan dan penilaian sebagian umat Islam di negeri ini? Apakah mereka tidak mempelajari sejarah bangsa sehingga mereka tidak tahu bahwa sebagian besar pencetus kelahiran Republik Indonesia serta dasar negara adalah para ulama? Atau, apakah mereka juga beranggapan bahwa para ulama Bapak pendiri negara adalah golongan kaum musyrikin juga?

    Ada baiknya, mari kita pahami definisi dari 'dasar negara' serta 'thaghut'. Dasar Negara adalah fundamen yang kokoh dan kuat serta bersumber dari pandangan hidup atau falsafah (cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia) yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan 'Thaghut' adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada setiap yang disembah selain Allah yang rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau pengikutnya, atau rela dengan ketaatan orang yang menaatinya dalam melawan perintah Allah.

    Sudah jelas bahwa Pancasila sudah merupakan dasar yang kokoh dan kuat, yang bersumber dari pandangan hidup atau falsafah yang merupakan cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia. Pancasila juga bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, dari Sabang sampai Merauke. Sekarang, pertanyaannya adalah "Apakah Pancasila adalah sesuatu yang kita sembah-sembah dalam beribadah?" atau "Apakah Pancasila mengajak kita untuk melawan perintah Allah?"

    Dari 45 Butir-butir Pancasila, tidak ada satupun yang bertentangan dengan ajaran Islam serta teladan akhlak Rasulullah SAW. Bahkan keindahan ahlak Rasulullah Muhammad SAW seolah tercermin di sana. Jika masih terdapat penyimpangan dalam berbagai sendi kehidupan bernegara, maka bukan dasar negara yang harus diganti, melainkan implementasi nilai-nilai Pancasila itulah yang harus diperhatikan. Pelanggaran atau penyimpangan dalam pemerintahan terjadi jika oknum pemerintah tidak memiliki sifat amanah serta melupakan nilai-nilai agama serta Pancasila dalam melaksanakan tugasnya. Lantas, kenapa ada yang mengatakan bahwa Pancasila adalah thaghut? Heran .... Sama herannya ketika misal, ada seorang Muslim bergelar Haji melakukan kemaksiatan, lantas orang sekitar ramai-ramai menyalahkan agama Islam atau ibadah haji. Lucu bukan?

    Tentang gerakan anti-Pancasila yang mengatas-namakan Islam, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Asad Said Ali, mengatakan, bentuk dakwah yang harus diwaspadai dan dipantau adalah yang anti-Pancasila. ''Kalau dakwah yang mengajarkan terorisme, apakah itu tidak anti-Pancasila?" ujar Asad di sela bedah buku 'Negara Pancasila, Jalan Kemaslahatan Berbangsa'.

    Banyak para ulama di seluruh Indonesia yang mengajak seluruh umat Islam menolak ajaran atau aliran yang hendak mengganti dasar negara Pancasila dan UUD 1945 serta meminta aparat penegak hukum mengambil tindakan tegas terhdap kelompok atau aliran yang mengajarkan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan jihad dalam membela agama Islam.

    Para penentang NKRI dan Pancasila secara umum tidak menyetujui Pancasila sebagai dasar negara karena mereka menganggapnya sebagai kesyirikan. Mereka berpendapat bahwa NKRI seharusnya berbentuk negara "khilafah". Tentang khilafah, berikut saya kutip point-point penting fatwa Mufti Mesir Syeikh Ali Jum'ah:
    1. Sejarah Khilafah Islamiyah membuktikan bahwa Khilafah bukanlah bentuk paten, dalam artian terbuka ruang ijtihad di sana. Misalnya Sayyidina Umarlah yang pertama kali membuat sistem Dawawin (semacam lembaga yudikatif negara); Khilafah Umawiyahlah yang pertama kali mencetak mata uang resmi negara, pengaturan sistem pertahanan dalam negeri , memisahkan sistem qadla' dan sistem politik dari pertahanan.
    2. Islam menjamin hak-hak politik misalnya : pemilihan pemimpin negara dengan rela, yakni yang disebut sebagai bai'at dalam turats klasik; partisipasi semua warga negara yakni yang disebut sebagai syura, pengangkatan jabatan politik di pemerintahan dan organisasi negara; amar ma'ruf nahi munkar.
    3. Islam memandang arti dari sebuah sistem bukan simbolnya.
    4. Demokrasi adalah inti dari Islam (min shamim al-islam). Islam mengaspirasi suara rakyat untuk memilih pemimpin negara yang disukai
    5. Rasulullah sempat mengamalkan sistem pertahanan bangsa Persia dalam perang Khandaq, penggunaan cap resmi dalam surat menyurat seperti kebiasaan raja-raja, Sayyidina Umar meniru sistem pajak negara.
    6. Tak ada pertentangan antara hukum Allah dan hukum manusia karena ijtihad manusia dalam hal yang tak dinash sama sekali tak dilarang.
    7. Penggunaan kata-kata Demokrasi tidak dilarang dalam Islam karena Islam memandang substansi bukan simbol.
    8. Demokrasi harus terus diperbaiki sistemnya sesuai dengan adat istiadat masyarakat setempat dan diselaraskan dengan Islam.
    9. Demokrasi yang tak melanggar nilai-nilai paten agama adalah inti dari Islam.
    10. Haram mengatakan bahwa demokrasi adalah sistem kafir dan thaghut karena demokrasi sesuai dengan Islam
    Dengan demikian Demokrasi Pancasila, Pancasila sebagai Dasar Negara, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia telah selaras dengan syariat Islam. Pancasila bukanlah berhala yang kita sembah, bukanlah Thaghut yang mengajarkan kesesatan kepada kita. Pancasila adalah dasar dan sumber hukum yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. NKRI bukanlah negara sesat, bukan negara Thaghut, karena nilai-nilai agama, terutama Islam, masih menjadi pegangan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat. Kebebasan beribadah pun dilindungi oleh pemerintah. So, ... Pancasila TIDAK PERLU diganti. NKRI Harga Mati!

    Semoga tulisan saya yang semata-mata bertujuan untuk mempertahankan negara yang saya cintai ini merupakan suatu bentuk ibadah di sisi Allah. Dan semoga Allah menerima dan meridhai semua amal ibadah kita, sehingga kita tidak tergolong hamba-hambaNya yang kafir. Amin.
    Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.

    Updated November 11, 2011.

    May 07, 2011

    Word Formation - Prefixes

    Very often when we are reading, we come across unfamiliar words. We have to stop reading for a few seconds to figure out the intended meaning of the words. Don't worry. It is often possible to guess the meanings of these words if we understand how words in English are usually formed.
    An English word can be divided into three parts: a prefix, a stem, and a suffix. However, let's concentrate on prefixes in this post. Pre – means ‘before’. A prefix, therefore, is what comes before the stem. Let's take as an example, the prefix de – , which means ‘reduce’ or ‘reverse’, in a word like demagnetize (meaning ‘to deprive of magnetism’). Prefixes generally change the meaning of the word. For example, un – changes a word to the negative. Unmagnetizable means ‘not capable of being magnetized’.


    Let us now consider some prefixes, their usual meanings, and how they change the meanings of English words.

    1.  NEGATIVE PREFIXES:
      Negative prefixes can mean:
      • Not: un-, in-, im-, il-, ir-. E.g.: Unmagnetized, Incomplete, Impossible, Illegal, Irregular, Irrelevant
      • Not connected with: non-. E.g.: Non-programmable.
      • Bad, wrong: mis-, mal-. E.g.: Misdirect, Miscalculate, malfunction.
      • Opposite feeling/action: dis-. E.g.: Dislike, Disagree, Dismantle, Disconnect.
      • Against: anti-. E.g.: Antiglare, Antitank.
      • Reduce, reverse: de-. E.g.: Demoralize, Demagnetize, Decode.
      • Too little: under-. E.g.: Underestimate. 

      2.  POSITIVE PREFIXES.
        Positive prefixes can mean:
        • Do again: re-. E.g.: Reorganize, Recycle.
        • Too much: over-. E.g.: Overload.
        •  
        3.  PREFIXES OF SIZE.
          Prefixes of size can mean:
          • Half, partly: semi-. E.g.: Semiconductor.
          • Equal: equi-. E.g.: Equidistant.
          • Small: mini-. E.g.: Minicomputer.
          • Very small: micro-. E.g.: Microorganism.
          • Large, great: macro-, mega-. E.g.: Macroeconomics, Megabyte.
          •  
          4.  PREFIXES OF LOCATION.
            Prefixes of location can mean:
            • Between, among: inter-. E.g.: Interface, Interactive.
            • Within: intra-. E.g.: Intramural.
            • Over: super-. E.g.: Supersonic.
            • Across: trans-. E.g.: Transmit, Transfer.
            • Out: ex-. E.g.: Exclude, Extrinsic.
            • Beyond: extra-. E.g.: Extraordinary.
            • Under: sub-. E.g.: Subordinate.
            • Below: infra-. E.g.: Infrared.
            • Around: peri-, circum-. E.g.: Peripheral, Circumstance.
            • Beside: para-. E.g.: Parameter.
            •  
            5.  PREFIXES OF TIME AND ORDER.
              Prefixes of time and order can mean:
              • Before: ante-, pre-, fore-. E.g.: Antecedent, Prefix, Forehead.
              • First: prime-. E.g.: Primary, Primitive.
              • After: post-. E.g.: Postgraduate.
              • Backward: retro-. E.g.: Retroactive.

              6.  PREFIXES OF NUMBERS.
                Prefixes of numbers can mean:
                • Half, part: semi-. E.g.: Semicircle.
                • One: mono-. E.g.: Monochromatic.
                • Two: bi-. E.g.: Binary.
                • Three: tri-. E.g.: Triangle..
                • Four: quad-. E.g.: Quadruple.
                • Five: penta-. E.g.: Pentagon.
                • Six: hex-. E.g.: Hexagon.
                • Seven: sept(em). E.g.: September
                • Eight: oct-. E.g.: Octal.
                • Ten: dec-. E.g.: Decimal.
                • Many: multi-, poly-. E.g.: Multitasking, Polyphonic.
                •  
                7.  OTHER PREFIXES.
                  Other prefixes can mean:
                  • Before, in advance, forward: pro-. E.g.: Program, Progress.
                  • Self: auto-. E.g.: Automatic.
                  • Life: bio-. E.g.: Biography.
                  • Extremely: ultra-. E.g.: Ultraviolet.
                  • Cause to be: en-, em-. E.g.: Encourage, Empower.
                  • Together, with: co-, con-, intro-. E.g.: Coordinate, Conjunction, Introduce.
                  • False: pseudo-. E.g.: Pseudonym.
                  • Opposing: counter-, contra-. E.g.: Counterattack, Contradict.
                  •  

                  May 05, 2011

                  Utamakan Pandangan Allah

                  Pada suatu pagi kira-kira di tahun 2007, seperti biasa mentari bersinar cerah menyapa rerimbunan daun pepohonan yang terdiam lesu dalam dinginnya pagi. Kicau burung terdengar ramai, terbawa oleh semilir angin pagi yang lembut, membuat suasana pagi terasa lebih sejuk dan alami. Begitu indah pagi ini, pikirku seraya melangkahkan kaki meninggalkan mesjid tempat aku biasa menunaikan shalat dhuha pada jam istirahat pertama.

                  Sudah menjadi kebiasaanku waktu itu, aku segera menuju kantin di halaman depan mesjid untuk sekedar menghabiskan 1 batang rokok ditemani segelas kopi panas, sambil menghabiskan waktu istirahat. Tak ingin kehilangan banyak waktu sebelum waktu istirahat habis, aku melangkah dengan sedikit bergegas di antara rombongan murid yang berlalu-lalang.

                  Di kantin, sambil berbincang-bincang tentang berbagai hal dengan seorang sahabat, aku memperhatikan berbagai macam orang yang berada di halaman mesjid, mulai dari murid-murid PAUD, TK, SD, SMP, SMA, hingga bapak dan ibu-ibu yang ingin menjemput atau menemui anaknya yang sedang menuntut ilmu di kompleks sekolah tempat aku mengajar. Kebanyakan dari siswa-siswi sedang membeli jajanan pengisi perut setelah menunaikan shalat dhuha.

                  Di depan kantin, aku melihat seorang wanita muda sedang berdiri sambil sesekali melihat ke sekeliling. Dia tampak gelisah, mungkin sedang menunggu seseorang. Sesekali dia tampak sibuk dengan telpon genggamnya. Rambutnya yang sebagian dicat agak pirang tampak berkilauan di bawah sinar matahari pagi. Pakaian yang cukup modis ketat membalut tubuhnya, menampakkan hampir seluruh lekuk tubuhnya yang langsing dan tampak terawat kepada setiap mata yang memandang. Tak lama kemudian, dia melangkah pergi entah ke mana.

                  Beberapa saat kemudian, seorang wanita berjilbab tampak berjalan di antara kerumunan orang. Sebelah tangannya mendekap sejumlah buku ke dadanya. Dari penampilannya, aku menduga bahwa dia kemungkinan besar adalah seorang pengajar di TPQ masjid. Dan yang tidak bisa aku lupakan sampai sekarang adalah, wanita itu memiliki kelainan fisik. Astaghfirullahaladzim .... Kakinya amat pendek, terlalu pendek bagi ukuran wanita seusianya, sehingga tinggi tubuhnya tidak lebih dari pinggang orang dewasa. Namun, kedamaian tampak jelas terpancar dari wajahnya. Kedamaian yang insya Allah bersumber dari keikhlasannya menerima takdir Allah serta dari keyakinannya untuk bisa membawa manfaat bagi orang lain. Dan saya kagum kepadanya.

                  Saudara-saudaraku, mari kita renungkan kedua perbandingan di atas. Saya tidak mau ber-suudzon terhadap wanita yang pertama. Namun jelas, apapun yang dia lakukan, kesempurnaan kondisi fisik tetap saja tidak mampu melepaskan dirinya dari kegelisahan dan kerisauan jiwa. Entah apa yang dicarinya dan apa tujuannya dalam hidup. Isyarat yang dengan jelas dapat saya tangkap adalah bahwa kecantikan belum menjadi jaminan atas kebahagiaan.

                  Marilah kita mengambil hikmah dari gambaran wanita yang kedua. Dia tampak ikhlas dan tabah menerima kekurangan fisiknya. Dia tidak malu dan minder karena kakinya yang pendek yang membuatnya tampak lucu jika berjalan. Dia tidak peduli dengan cibiran dan perkataan orang. Seolah dia meyakini bahwa pandangan Allah-lah yang paling utama. Sehingga dia tidak mengurung diri karena cacat fisiknya. Sebaliknya, dia bersemangat untuk bisa berbuat dan berbuat agar bisa bermanfaat bagi orang lain.

                  Subhanallah, baru saja Allah memberikan kepada kita satu hikmah lagi untuk kita pelajari. Bisa jadi, Allah memberikan kita berbagai macam keterbatasan di dunia, seperti cacat dan kekurangan fisik atau materi, karena Allah terlalu mencintai kita. Allah sayang kepada kita dan Dia ingin menghindarkan kita dari banyak perbuatan dosa di dunia, untuk digantinya dengan kenikmatan surgawi yang kekal dan tak terbatas nanti di akhirat.

                  Jika kita renungkan, betapa banyak perbuatan dosa berawal dari pandangan mata terhadap indahnya dunia dan makhlukNya. Betapa banyak pula langkah kaki yang tergelincir oleh silaunya gemerlap dunia. Banyak pria maupun wanita harus bermandi dosa hanya karena mereka dikaruniai kesempurnaan fisik yang membuat lawan jenisnya jatuh dalam nafsu birahi yang jauh dari ridha Allah. Banyak juga orang-orang yang tertipu oleh kemilau harta dunia hingga melupakan tugasnya untuk beribadah kepada Allah, Sang Pemilik Kehidupan. Sebaliknya, betapa sedikitnya dosa-dosa orang-orang buta, para tuna netra yang harus hidup di dunia dengan menggunakan mata batin, bukan mata kepala. Mereka yang kita anggap orang-orang malang di dunia, bisa jadi lebih beruntung di hadapan Allah daripada kita yang sangat sulit menjaga pandangan mata kita.

                  Karena itu saudara-saudaraku, marilah kita belajar melihat segala sesuatu dari mata Allah. Utamakanlah pandangan Allah, bukan pandangan manusia. Sehingga, dalam menilai sesuatu, kita juga mempertimbangkan bagaimana Allah menilai hal tersebut. Allah telah mengajarkan kepada kita:
                  Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Q.S. 2:212)
                  Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S. 3:14)
                  Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (Q.S. 15:88)
                  Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. 24:30-31)
                  Manusia dengan sifat lupa dan tidak-puasnya memang merupakan tempat berbagai macam perbuatan khilaf. Mata kita terlalu terbatas kemampuannya untuk menilai, dan seringkali masih terpengaruh oleh orang-orang atau keadaan di sekitar kita. Otak kita pun masih seringkali tercemari oleh berbagai macam kepentingan duniawi. Padahal, yang indah di mata kita tidaklah selalu baik di mata Allah. Begitu pula sebaliknya, yang baik bagi kita di mata Allah tidak selalu indah di mata manusia. Allah bekerja dengan tangan-tanganNya yang kadang jauh dari logika manusiawi kita. Dialah Pemilik rahasia dibalik semua rahasia. Wallahua'lam bissawab.

                  April 29, 2011

                  The Most Common Questions in Psycholinguistics

                  Language acquisition and how to answer the most common questions in psycholinguistics
                  1. What is the difference between language acquisition and language learning?

                  Language acquisition is the process of acquiring a language in a natural situation instead of a formal-classroom. The situation is similar to that in which the native language is learned. The language is experienced in conjunction with the objects, situations, and events of everyday life. Children’s ability in language acquisition is considered to be better than adults’. Example: Children’s acquisition of a first language, native language, or mother tongue.

                  Language learning is the process of learning a formal and standard language through formal-classroom teaching. Unlike in language acquisition, adults’ ability in language learning is better than children’s. Example: Learning a second language or a foreign language at schools.


                  2. What factors can influence people in second-language acquisition and learning?

                  a. Psychological factors;
                  i. The intellectual process (our mind affects the speed of learning), which is involved in the determination of grammatical structures and rules. Learning second-language rules and structures can be done in two ways, i.e.; explication, and induction.

                  ii. Memory, which is essential for learning to occur. The learning of even the simplest words requires memory.

                  iii. Motor skills, which involve the use of the articulators of speech (tongue, lips, vocal, etc.). Good pronunciation, which is related to the ability to control the organs of speech, is clearly an essential part of learning a foreign language.

                  b. Social factors, which include situations, settings, and interactions.
                  i. Learning in a natural setting / natural situation. The language is experienced in conjunctions with the objects, situations and events of everyday life. Children have been known to learn better and faster than adults in this situation, because they are not afraid of making mistakes, and they receive more exposure compared to adults. Their speech organs are still flexible. Examples: A child of four years who lives with his parents in an English-speaking country, or a TKW who learns the Arabic during her employment in Saudi Arabia.

                  ii. Learning in the classroom. The classroom for second-language learning is planned, and the situation is artificial. In general, adults learn better than children in this situation. Adults can concentrate and pay attention better than children. Examples; Students who learn a second or foreign language at schools.


                  3. Which is better, learning a second language in actual settings or in a classroom?

                  The answer depends much on the learners’ psychological factors. Actual settings, in which there is more induction, will be more effective than classroom situations when teaching a second language to young children due to children’s psychological characteristics in learning a language. Children learn faster and better than adults in this situation. They are not afraid of making mistakes, and their speech organs are still flexible.

                  Classroom teaching is more effective when applied to adults due to their ability in reasoning, concentrating, and paying attention to verbal explanation (explication), especially when teaching a standard language which involves lots of grammatical structures and rules such as in schools or universities.

                  As for the English-language teaching in our country, since it is quite difficult to find an actual situation, which is really as actual as that in an English-speaking country, teachers are advised to create a natural situation in a classroom by emphasizing on the role of story, role play, puppet activity, model-making and so on. Having a very important role, teachers’ basic competence in the language and in teaching methodology is undoubtedly essential.


                  4. What factors bring failure in learning English as a foreign language in Indonesia?

                  a. The education system in Indonesia which still emphasizes on the accomplishment of curriculum rather than students' competence.

                  b. Classes, which usually consist of more than 40 students, are too big to teach.

                  c. Unavailability of proper, adequate and sufficient materials, such as books, or language laboratory and other visual aids.

                  d. Teachers’ incompetence and lack of commitment in teaching.

                  e. The applied teaching methods are inadequate and out-of-date.

                  f. Students’ motivation is usually low. This has to do with parents’ role in motivating their children, which is sometimes low.


                  5. What is the difference between a second language and a foreign language?

                  A second language is a language that is acquired after the first.
                  Example; Indonesian children’s second language is mostly the Indonesian language, which is learned and acquired after the first language, - their mother tongue.

                  A foreign language is a language that comes from another country and is not spoken as a native language by the native people.
                  Example: English, Japanese, French, and German are foreign languages in Indonesia.

                  April 28, 2011

                  Similar Words & Phrases

                  In learning English, we often have difficulty using or determining the correct words or phrases. It is easy to confuse words that have similar meanings, similar spellings, or similar sounds. However, these words CANNOT be interchanged.

                  Here, you will learn similar words or phrases in the English language that you should anticipate, especially when you want to take the TOEFL or TOEIC tests.
                  AcceptAccedeExceptExpect
                  AdviseAdviceAdvisoryAdvisable
                  AffectEffectAffectionEffective
                  BesideBesidesBetweenAmong
                  BorrowLendLoanLease
                  BringTakeCarryFetch
                  ClothClothesClothingClothe
                  ComeGoLeaveLeave for
                  ContinuousContinualContinouslyContinually
                  DevelopExpandElaborateEnhance
                  EqualSameSimilarMatch
                  FairlyEnoughVeryToo
                  GroundSoilEarthFloor
                  GrowGrow upImproveIncrease
                  LayLieSleepAsleep
                  LoseLooseLostLoss
                  MoneyCashCurrencyFund
                  ObtainEarnWin Achieve
                  PassPastPath Passage
                  PersonnelPersonalPersonally Personality
                  PrettyBeautifulHandsomeGood-looking
                  RaiseRiseElevateAscend
                  RememberRemindRecollectMemory
                  SayTellSpeakTalk
                  TravelCommuteGoJourney
                  WearUseBe Used toUsed to

                  April 17, 2011

                  "Indonesia Raya" Versi Tiga Stanza Lebih Menggugah?

                  Lagu kebangsaan Indonesia Raya Versi Tiga Stanza
                  S
                  uatu pagi, saat iseng mendengarkan MP3 Indonesia Raya 3 Stanza, saya merasa tertarik saat mengetahui lagu kebangsaan kita ini ternyata memiliki versi lain yaitu 3 stanza yang lebih lengkap. Selain Stanza 1 seperti yang kita kenal sekarang, masih ada dua (2) Stanza lagi. Berikut ini Lirik modern Indonesia Raya hasil Google Search dari http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Raya

                  INDONESIA RAYA

                  I. Indonesia tanah airku,
                  Tanah tumpah darahku,
                  Di sanalah aku berdiri,
                  Jadi pandu ibuku.

                  Indonesia kebangsaanku,
                  Bangsa dan tanah airku,
                  Marilah kita berseru,
                  Indonesia bersatu.

                  Hiduplah tanahku,
                  Hiduplah neg'riku,
                  Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
                  Bangunlah jiwanya,
                  Bangunlah badannya,
                  Untuk Indonesia Raya.

                  II. Indonesia, tanah yang mulia,
                  Tanah kita yang kaya,
                  Di sanalah aku berdiri,
                  Untuk s'lama-lamanya.

                  Indonesia, tanah pusaka,
                  P'saka kita semuanya,
                  Marilah kita mendoa,
                  Indonesia bahagia.

                  Suburlah tanahnya,
                  Suburlah jiwanya,
                  Bangsanya, Rakyatnya, semuanya,
                  Sadarlah hatinya,
                  Sadarlah budinya,
                  Untuk Indonesia Raya.

                  III. Indonesia, tanah yang suci,
                  Tanah kita yang sakti,
                  Di sanalah aku berdiri,
                  N'jaga ibu sejati.

                  Indonesia, tanah berseri,
                  Tanah yang aku sayangi,
                  Marilah kita berjanji,
                  Indonesia abadi.

                  S'lamatlah rakyatnya,
                  S'lamatlah putranya,
                  Pulaunya, lautnya, semuanya,
                  Majulah Neg'rinya,
                  Majulah pandunya,
                  Untuk Indonesia Raya.

                  (Refrain:)
                  Indonesia Raya,
                  Merdeka, merdeka,
                  Tanahku, neg'riku yang kucinta!
                  Indonesia Raya,
                  Merdeka, merdeka,
                  Hiduplah Indonesia Raya.


                  Kita bisa melihat bahwa Stanza pertama bernafaskan persatuan, stanza kedua bernafaskan rasa syukur kepada Tuhan YME dan ketiga janji untuk menjaga Indonesia tetap abadi. Menurut saya pribadi, Stanza 2 dan 3 memiliki makna yang lebih menekankan pada pembangunan akhlak dan budi pekerti, serta jauh lebih menyentuh daripada Stanza 1 yang selalu kita nyanyikan selama ini. Ada beberapa potong kalimat atau bait yang menurut saya teramat sayang untuk dilupakan begitu saja. Misal, pada Stanza 2.
                  "Indonesia, tanah yang mulia,
                  Tanah kita yang kaya,
                  Di sanalah aku berdiri,
                  Untuk s'lama-lamanya."
                  Bait ini mengingatkan kita bahwa negara kita adalah negara yang kaya. Adalah suatu ironi jika sampai sekarang sebagian besar rakyat kita masih hidup di bawah garis kemiskinan, dan sebagian lagi harus mengais rejeki hingga ke negri orang. Saya bertanya-tanya, jika selalu kita nyanyikan sampai sekarang, mampukah bait tersebut menggugah semangat kita untuk berjuang dengan lebih keras demi menghapus kemiskinan di negeri kita yang tercinta ini, tanpa harus lari ke negeri orang hanya untuk mencari sesuap nasi?

                  Masih di Stanza 2:
                  "Indonesia, tanah pusaka,
                  P'saka kita semuanya,
                  Marilah kita mendoa,
                  Indonesia bahagia."
                  Bait ini mengingatkan kita bahwa tanah-air kita adalah pusaka bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan milik sebagian kalangan tertentu saja. Kekayaan alam harus diolah sebagai "pusaka" bagi seluruh rakyat, bukan untuk dimanipulasi para pejabat demi kantong dan perut sendiri. Bait ini juga mengingatkan kita sebagai umat beragama untuk selalu berdoa kepada Allah SWT. Lagi-lagi saya bertanya-tanya dan berandai-andai. Andai selalu kita nyanyikan, mungkinkah bait di atas menyadarkan para pejabat kita agar bersikap amanah dalam mengelola kekayaan negara demi kesejahteraan rakyat? Di satu sisi, rakyat sebagai umat beragama juga menjadi lebih santun dan arif ketika menghadapi suatu masalah dan menghindari cara-cara anarki seperti yang selama ini sering kita lihat dalam berbagai unjuk rasa.

                  Resapi juga lirik bait ketiga:
                  "... Sadarlah hatinya,
                  Sadarlah budinya,
                  Untuk Indonesia Raya."
                  Lirik di atas sangat pas dengan kondisi bangsa kita selama ini. Meski akhir-akhir ini pengintegrasian budi pekerti dalam kurikulum pembelajaran di sekolah semakin berkembang, betapa seringnya kita meninggalkan budi-pekerti dari perilaku kehidupan sehari-hari? Saya jadi teringat betapa banyak kasus, mulai dari kejahatan perbankan tingkat tinggi, perpajakan, hingga pungli di terminal dan jalanan yang sebenarnya berawal dari hilangnya kesadaran diri sebagai mahluk Allah SWT, serta semakin punahnya budi pekerti dalam perilaku keseharian kita. Kenyamanan dan kemewahan hingga tuntutan kehidupan modern rupanya telah benar-benar membutakan kita, sehingga kita lupa ke mana kita akan berpulang nanti. Dan ... lagi-lagi saya berandai-andai, andai kita selalu menyanyikan bait di atas, mampukah sepotong bait itu menggugah kesadaran kita sebagai manusia beragama yang selalu mengedepankan etika dan budi pekerti dalam berperilaku?

                  Bait ketiga dalam Stanza 3:
                  "S'lamatlah rakyatnya,
                  S'lamatlah putranya,
                  Pulaunya, lautnya, semuanya, ...."
                  Kalimat tersebut adalah doa tulus yang terpanjat demi keselamatan rakyat Indonesia, pulau-pulau serta laut dan kekayaan alam Indonesia dari segala ancaman dan marabahaya. Betapa banyak bencana, mulai dari lumpur Lapindo hingga banjir bandang yang berawal dari kelalaian dan keserakahan kita dalam mengelola sumber daya alam? Ratusan hektar hutan telah habis digunduli oleh para mafia kayu, yang tingkat kerakusannya jauh melebihi binatang bernama rayap yang paling rakus sekalipun. Ratusan rumah juga telah tenggelam di dasar danau lumpur yang berawal dari kelalaian pengelola bisnis yang ingin menekan biaya instalasi tanpa memikirkan dampak bagi lingkungan sekitar. Juga karena kelalaian kita, pulau Sipadan dan Ligitan terlepas dari pangkuan ibu pertiwi. Dan sekali lagi dan lagi ... saya berandai-andai, andai saja kita selalu menyanyikan Stanza 3, akan "lebih" selamatkah rakyat dan negara kita?

                  Dalam teori motivasi, kita mengenal adanya The Power of Repetition, yaitu sesuatu hal yang diucapkan berulang-ulang sebagai affirmatif atau penguatan bagi dirinya dan diharapkan menjadi drive untuk mencapai suatu sasaran, seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Jepang pada umumnya untuk meningkatkan kinerja. Bukankah lagu kebangsaan Indonesia Raya yang kita nyanyikan berulang-ulang hampir di setiap upacara seharusnya bisa menjadi pendorong untuk memperbaiki akhlak dan budi pekerti bangsa kita?