Penyambutan Piala Adipura dan Adiwiyata Kota Probolinggo

1

Penyambutan Piala Adipura dan Adiwiyata Kota Probolinggo
"
K
eanekaragaman Hayati, Masa Depan Bumi Kita. Many Species, One Planet, One Future." Itulah bunyi spanduk yang terpasang di depan Kantor Pemkot Probolinggo pagi itu. Untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) yang jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2010 kemarin, sekaligus merayakan keberhasilan meraih Piala Adipura, Pemkot Probolinggo mengadakan apel pagi penyambutan Piala Adipura, Adiwiyata dan Kalpataru di halaman kantor Pemkot Probolinggo. Apel ini dihadiri oleh seluruh jajaran di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo, unsur pimpinan DPRD Kota Probolinggo beserta anggota, unsur MUSPIDA Kota Probolinggo serta para petugas kebersihan.

Hujan gerimis yang sempat mewarnai suasana di pagi itu tidak menghalangi ratusan peserta dari berbagai Satker di lingkungan Pemkot Probolinggo untuk menghadiri apel tersebut. Penulis, yang juga hadir bersama beberapa rekan guru dari SMKN 1 Probolinggo dan sekolah-sekolah penerima penghargaan lainnya, sempat merasa cemas melihat mendung gelap yang menggantung di atas langit Kota Probolinggo. Beruntunglah hujan gerimis tidak berlangsung lama.

Kira-kira pukul 7 pagi, Bapak Walikota, H.M. Buchori, beserta istri dan perwakilan dari sekolah penerima penghargaan Adiwiyata, tiba di tempat upacara dengan membawa penghargaan Adiwiyata dan Kalpataru. Kedatangan mereka disambut dengan aksi karyawan BLH (Badan Lingkungan Hidup) menampilkan Tari Keranjang, yang melambangkan kebersamaan dalam gerakan kebersihan lingkungan. Ratusan peserta apel yang terdiri dari wakil-wakil dari berbagai Satker tidak ingin menyia-nyiakan tontonan gratis ini, dan spontan membalikkan badan ke arah jalan dimana para penari sedang beraksi. Barisan kembali tertib saat Bapak Walikota Probolinggo secara resmi membuka apel pagi tersebut.

Pada sambutannya, H.M. Buchori menyampaikan pesan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa bila ada warga yang selalu merusak mangrove & hutan air payau, agar ditindak tegas, sambil menoleh kepada Kapolresta Probolinggo dan dijawab dengan anggukan kepala.

Pemerintah dan masyarakat kota Probolinggo patut berbangga karena kota Probolinggo sanggup mempertahankan penghargaan Adipura selama 4 kali berturut-turut. Prestasi yang juga cukup membanggakan adalah tahun ini kota Probolinggo menduduki ranking III nasional untuk kategori kota sedang yang diikuti oleh 250 kab/kota di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk rangking I nasional diraih oleh Tulungagung, dan rangking II nasional diraih oleh Jepara. ”Mudah-mudahan tahun depan, dengan semangat kebersamaan, bukan hanya rangking III tapi kita raih rangking pertama tingkat nasional” tegas H.M. Buchori dan disertai tepuk tangan dari peserta apel.

Secara lengkap, Ragam Penghargaan yang diterima Kota Probolinggo Tahun 2010 adalah Adipura (Kota Probolinggo), Kalpataru (Endang Sulistyowati, guru Biologi SMAN 1 Kota Probolinggo), Adiwiyata Mandiri (SMAN 2 Kota Probolinggo), serta Piala Adiwiyata (SMKN 1 Kota Probolinggo, SMAN 4 Kota Probolinggo dan SDN Mangunharjo 6).

Untuk kategori perorangan, penghargaan Kalpataru diterima oleh ibu Endang Sulistyowati, sekarang guru Biologi di SMAN 1 Probolinggo atas kepeduliannya terhadap hutan Mangrove bagi kelestarian dan keseimbangan alam.

Sebelum menutup sambutannya, Walikota Probolinggo, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, utamanya kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) karena ikut andil dalam menjaga lingkungan sehingga Kota Probolinggo dapat mempertahankan Penghargaan Adipura. Dia berpesan kepada para wakil PKL agar menjaga lingkungan yang bersih, "selesai buka usaha bersihkan sekitarnya, jangan selalu membebani Pemerintah. Saya percaya, bapak-bapak ikut membantu teraihnya adipura ini” tutupnya.

Kalimat beliau secara tidak langsung menyiratkan kepedulian dan kedekatan dengan segenap lapisan masyarakat, bahkan para PKL sekalipun. Pesan mendalam yang beliau sampaikan adalah bahwa prestasi kota Probolinggo bukanlah hanya milik Pemerintah saja, tapi juga milik seluruh lapisan masyarakat kota Probolinggo, dan mustahil bisa terwujud tanpa adanya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di kota Probolinggo.

Satu hal yang cukup menarik perhatian peserta apel di ujung acara tersebut adalah pelepasan puluhan burung berkicau ke alam bebas. Puluhan burung yang telah sekian lama terkurung di dalam sangkar tampak mengalami kesulitan ketika harus beradaptasi dan terbang di alam bebas. Sebagian besar burung-burung tersebut hanya mampu terbang sejauh puluhan meter dan kemudian hinggap di atas pohon-pohon rindang di sekitar kantor Pemkot. Bahkan seekor burung hinggap di dahan tepat di atas penulis. Penulis berharap semoga burung-burung tersebut bisa betah dan bersarang di pohon-pohon sekitar agar dapat menambah keasrian alam kota Probolinggo. Semoga.

Post a Comment

1Comments

  1. Tak kusangka ternyata kota kesayangan dan tempat bekerja menjadi Kota adipura dan Adiwiyata. Selamat untuk Kota Probolinggo.Sedot WC Probolinggo

    ReplyDelete
Post a Comment